BERSABAR DARI UJIAN ALLAH
- Tertatih berdiri kau di atas kebenaran yang nyata. Tutuplah telingamu dari para pencela, tak perlu kau gubris sinis lisan berkata. Campakkanlah ke dinding buah bibir mereka. jangan memasukkannya dalam hatimu hanya buat sesak dadamu saja. Percayalah… terus memikirkannya dengan hati yang berduka, tidak akan berfaidah apapun jua.
- Janganlah terlarut dalam duka…ketika lisan dan perbuatan mereka menggoreskan luka. Bersabarlah dengan sabar yang sesungguhnya…maka kau jua yang kan tuai hasilnya. Mungkin tidak di dunia kau bisa lihat buahnya, namun di akhirat nanti kesabaranmu menggunung pahalainsyaallah. Sikapilah saja dengan santun perbuatan, hikmah penjelasan, lembut perkataan, bijaksana, dan hati yang berlapang dada. Barangkali mereka hanya belum tahu ilmunya, Berpegang teguh pada sunnah merupakan hal yang asing keberadaannya…mudah-mudahan kita termasuk menjadi bagian al ghuraba.
فالصبر : حبس النفس عن
الجزع والتسخط وحبس اللسان عن الشكوى وحبس الجوارح عن التشويش وهو ثلاثة
أنواع : صبر على طاعة الله وصبر عن معصية الله وصبر على امتحان الله
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata, ”Sabar adalah
menahan jiwa dari berkeluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh, serta
menahan anggota badan dari berbuat tasywisy(yang
tidak lurus). Sabar ada 3 jenis :
- · sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah,
- · sabar dari melakukan maksiat,
- · dan sabar tehadap ujian Allah.” (Madarijussalikin)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dia
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
بَدَأَ الْإِسْلَامُ
غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia
akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah al ghuraba (orang-orang
yang terasingkan itu).” (HR. Muslim no. 208)
Di dalam riwayat lain disebutkan
قِيلَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ الْغُرَبَاءُ قَالَ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ إِذَا
فَسَدَ النَّاسُ
“Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah al
ghuraba (orang yang asing) itu?” Beliau menjawab, “Orang-orang
yang berbuat baik jika manusia telah rusak.” (HR.
Ahmad dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih wa
Dha’if Al-Jami’ no. 7368)
Tak usah kau tunjukkan pada dunia, atau kau tarik tiap pandangan mata…seolah kau berkata,“Inilah aku yang sedang berduka.” Tegarkan sosokmu di tengah badai ujian yang melanda! Kuatkan hatimu dengan tameng keimanan yang membaja ! Jadilah mukminah yang kuat imannya!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«الْمُؤْمِنُ
الْقَوِيُّ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي
كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ،
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ، فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا،
وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ
الشَّيْطَانِ »
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah, dan masing-masing mereka ada
kebaikannya. Bersemangatlah untuk melakukan apa yang bermanfaat buatmu, minta
tolonglah kepada Allah dan jangan bermalas-malasan. Jika kamu ditimpa oleh
sesuatu musibah, janganlah kamu mengatakan, ‘Kalaulah saya melakukan (demikian
dan demikian), niscaya terjadi demikan dan demikian.’ Akan tetapi katakanlah,
‘Semuanya telah ditaqdirkan oleh Allah dan Allah berbuat sesuai dengan
kehendak-Nya.’ Karena kata ‘seandainya’ akan membuka pintu setan” (HR.Muslim)
Apakah kiranya hanya kau yang diuji sedemikian rupa?? Tidak! Telah berlalu ujian yang lebih hebat dan dahsyat, yang dialami para mukminah penggenggam panas bara. Kau tahu…menggenggam bara api menyala itu panas rasanya. Itulah cerminan betapa sukarnya bertahan meniti kebenaran di atas jalan yang diridhai-Nya.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
أَحَسِبَ
النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji
lagi?” (Qs. Al-’Ankabut: 2)
أَمْ
حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ
جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di
antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar?” (Qs.
Ali Imran: 142)
أَمْ
حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ
خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا
حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا
إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk
surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,
serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang beriman yang bersamanya, ‘Kapankah datangnya pertolongan
Allah?’Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amatlah dekat.” (Qs.
Al-Baqarah: 214)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ
أَخْبَارَكُمْ
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan
mengujimu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan yang bersabar di
antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu” (Qs.
Muhammad: 31)
Ketahuilah bahwa diantara hikmah adanya ujian, adalah sebagai pengangkat derajatmu dan penggugur dosa.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا
يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ
أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا
مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah rasa lelah, rasa sakit (yang
terus menerus), kekhawatiran, rasa sedih, gangguan, kesusahan yang menimpa
seorang muslim sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan menghapus
dosa-dosanya dengan musibah tersebut.” (HR.
Bukhari no.5641, Muslim no.1792)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَمَا
يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ وَمَا
عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ
“Ujian itu akan selalu menimpa seorang
hamba sampai Allah membiarkannya berjalan di atas bumi dengan tidak memiliki
dosa.” (HR. An-Nasa’i di As-Sunan
Al-Kubra no7482 dan Ibnu Majah no.4523)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا
يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ بِهَا
دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ خَطِيْئَة
“Jika ada sebuah duri mengenai seorang mukmin
atau musibah yang lebih besar dari itu maka Allah akan mengangkat derajatnya
atau menggugurkan dosanya, dengan sebab musibah itu.”(HR.
Muslim no.6507 )
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Jika Allah menginginkan kebaikan kepada
seseorang, Allah akan memberinya cobaan” (HR.
Bukhari no.5645)
Ujian demi ujian pasti kan menghadangmu di luar sana. Tetaplah tegak bertahan! Jangan tumbang hati dan ragamu karenanya! Tunggulah, suatu saat nanti kan tiba, ketika kesukaran itu menjadi manis akhirnya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Qs.
Al-Insyirah: 5-6)
سَيَجْعَلُ
اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Allah kelak akan memberikan kelapangan
sesudah kesempitan.” (Qs. Ath-Thalaq: 7)
Ingatlah…bahwa Allah tidak akan menguji di luar kesanggupan seorang hamba. Kau tahu apa maksudnya? Jika Allah mengujimu dengan cobaan yang tak kau suka, Dia mengerti bahwa kau sanggup mengampunya. Kini yang harus kau pikir justru bagaimana cara “lulus” dengan hasil memuaskan atas ujian-Nya. Maka, kunci jawaban ujian itu terletak dalam sabar, doa, tawakkal, dan ridha atas takdir-Nya.
Ujian demi ujian pasti kan menghadangmu di luar sana. Tetaplah tegak bertahan! Jangan tumbang hati dan ragamu karenanya! Tunggulah, suatu saat nanti kan tiba, ketika kesukaran itu menjadi manis akhirnya.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Qs.
Al-Insyirah: 5-6)
سَيَجْعَلُ
اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Allah kelak akan memberikan kelapangan
sesudah kesempitan.” (Qs. Ath-Thalaq: 7)
Ingatlah…bahwa Allah tidak akan menguji di luar kesanggupan seorang hamba. Kau tahu apa maksudnya? Jika Allah mengujimu dengan cobaan yang tak kau suka, Dia mengerti bahwa kau sanggup mengampunya. Kini yang harus kau pikir justru bagaimana cara “lulus” dengan hasil memuaskan atas ujian-Nya. Maka, kunci jawaban ujian itu terletak dalam sabar, doa, tawakkal, dan ridha atas takdir-Nya.
Tengoklah kisah saudari kita Fulanah yang diboikot, tidak diakui sebagai anak, dibakar jilbabnya dan dianiaya raganya…atau nasib ‘Allanah yang dinikahkan secara paksa dengan lelaki yang tidak diketahui bagaimana akhlaknya, hanya karena wanita ini ingin mempertahankan hijab syar’inya. Di luar sana masih banyak yang nasibnya jauh lebih tragis dari pada Fulanah dan ‘Allanah ini. Lalu, apakah orang-orang di sekitarmu memperlakukanmu sebegitunya? Tidak! Lihatlah, ujianmu ini belum seberapa dibanding mereka. Di manakah Sumayyah, Aasiyah, dan wanita mukminah penggenggam bara api masa kini itu berada? Tidak usah kau jadi wanita cengeng yang mudah luluh lantak hanya karena cobaan yang mendera! Justru jadikanlah ujian ini sebagai tempaan iman dan takwa. Bukankah intan berpendar kilaunya setelah digosok dan ditempa dengan suhu tinggi sedemikian rupa?! Maka, jadilah dirimu laksana intan kokoh nan berkilau indah setelah melewati tempaan ujian hebat dari-Nya.
Jika sedih dan letihmu beradu, tentu kau tahu sebaik tempatmu mengadu.
Panjatkan aduan dan doa di tengah malam yang syahdu, dan pada waktu besar kemungkinan terkabulnya doamu bukan malah mengiba orang lain mengasihanimu Ingatlah…masih ada Allah sebagai tempat bergantung, tempat mengadu, tempat memohon, yang kan menolongmu. Masih ada Al-Qur’an yang bisa menawarkan gundah dan dukamu. Masih ada As-Sunnah yang menjadi lentera petunjuk untuk menerangi waktu kelabumu. Masih ada buku-buku sumber ilmu yang bisa menjadi teman setia dalam diam sendirimu. Masih ada kisah-kisah perjuangan menegakkan dinul Islam dari umat terdahulu yang bisa menjadi penghiburmu. Tak lupa kuingatkan bahwa masih ada kami saudari-saudarimu, yang sedia berbagi laramu dan berada di sisimu untuk menyokong bahumu melalui masa sulit itu.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَكُلًّا
نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ
وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan semua kisah para Rasul yang
Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu,
dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan
peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Qs.
Hud: 120)
Tunjukkan dengan akhlak mulia, tentang kebenaran
ajaran yang kau bawa…bahwa dahulu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan 3 generasi terbaik umat ini
meniti jalan di atasnya, dengan perbuatan yang sama. Suguhkan senyum di muka,
haturkan salam hangatmu dan santun budimu bagi mereka. Bergaulah apik di tengah
masyarakat, selama kelakuanmu bukan maksiyat pada Sang Pencipta. Lebih-lebih
jika kau punya limpah makanan yang ada, bagikanlah pada tetangga. Betapa cermin
akhlak mulia, dapat mengalahkan rangkaian huruf dan seruan kata, patrikan
pada jiwa, ikhlaskan niatmu….bersihkan niat dari kotoran sum’ah dan riya.
Hanyalah ridha dan Firdaus-Nya yang kau pinta…bukan malah ridha manusia yang
kau puja! Maka, biarkan orang hendak berkata apa, yang pasti kau titi jalan
kebenaran itu hingga nyawa terlepas dari raga[4]. Tidak usah kau ragu akan
janji-Nya….kelak, kau kan kecap indahnya surga -insyaallah-,
duduk bertelekan di dipan-dipan dan menenggak minuman dari gelas piala yang
bening laksana kaca, mengenakan pakaian indah dari sutra hijau warnanya.
Akan tetapi, kau harus tahu….jalan menuju surga penuh dengan hal yang berat dan
sulit dilakukan jiwa. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,
وَجَزَاهُمْ بِمَا
صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا (12) مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ لَا
يَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلَا زَمْهَرِيرًا (13) وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ
ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا (14) وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ
بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا (15) قَوَارِيرَ مِنْ
فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا (16 )
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka
karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera, di dalamnya mereka
duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya)
matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon surga
itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.
Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak, dan piala-piala yang
bening laksana kaca, (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah
mereka ukur dengan sebaik-baiknya.” (Qs.
Al Insan: 12-16)
Allah ‘Azza
wa Jalla berfirman,
أُولَئِكَ لَهُمْ
جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ
أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِنْ سُنْدُسٍ
وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ
وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا
“Mereka
itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di
bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai
pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil
bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya,
dan tempat istirahat yang indah.” (Qs.
Al-Kahfi: 31)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِنَّ
فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي
سَبِيلِهِ كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَسَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ
أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ
تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
“Dalam surga terdapat seratus derajat yang
Allah persiapkan bagi para mujahidin di jalan-Nya, yang jarak antara setiap dua
tingkatan bagaikan antara langit dan bumi. Maka, jika kalian meminta kepada
Allah, mintalah surga Firdaus, sebab Firdaus adalah surga yang paling tengah
dan paling tinggi, di atasnya ada singgasana Ar-Rahman, dan dari sanalah
sungai-sungai surga memancar.” (HR.
Al-Bukhari no. 7423)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
حُجِبَتِ
النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
“Neraka itu dihijab (dipagari/dikelilingi)
dengan syahwat, sedangkan surga dihijab dengan hal-hal yang tidak menyenangkan
(dibenci).” (HR. Al-Bukhari no.
6487)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي
كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan, “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqamah pada pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), “Janganlah
kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu
dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”” (Qs.
Fushilat: 30)
فَاسْتَقِمْ
كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
بَصِيرٌ
“Maka tetaplah istiqamah kamu
sebagaimana yang diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta
kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang
kalian kerjakan.” (Qs. Hud: 112).
Ingatlah selalu…ada Dzat Yang Maha Kuasa
membolak-balik hati para hamba-Nya. Maka, mohonlah kemudahan atas kesulitan
perkaramu pada-Nya, pintalah taufik-Nya bagimu dan bagi mereka, berharaplah
agar ujianmu dapat mengangkat derajatmu dan menggugurkan dosa, tak lupa pula
panjatkanlah doa agar segala jerih payah kesabaran, ketawakkalan dan
keridhaanmu akan takdir-Nya berbuah pahala dan berbalas surga.
muslimah.or.id
penulis: Fatihdaya Khairani
penulis: Fatihdaya Khairani
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Komentar
Posting Komentar