Sifat,“Yakfurnal ‘asyir” (kafir kepada suami, maksudnya mengingkari kebaikan suami).

Kalau anda adalah seorang suami :
  • Pernahkah anda Merasa diremehkan atau dikecilkan oleh Istri anda ?
  • Pernahkan istri anda menghilangkan segala sesuatu pemberian atau mengilangkan jasa-jasa anda atas segala sesuatu yang diberikan pada keluarga ?
  • Pernahkan Istri anda menggunjingkan kejelekan anda bahkan untuk hal yang sebenarnya tidak 100% anda Lakukan atau hal yang tidak benar kepada para temannya, saudaranya dan (Nauzubillahi Min zalik) kepada Teman anda ???
  • Pernahkan istri anda Pergi tanpa izin anda bahkan untuk urusan yang dilakukan beberapa hari duluar rumah ??
Kalau tidak ......... Alhamdulillah anda termasuk suami yang beruntung

Kalau anda seorang istri dan melakukan hal seperti diatas segeralah meminta maaf kepada suami anda dan mohon ampun kepada Allah SWT

"Semoga Allah subhanahu wa ta'ala membuka hati-hati kita untuk menerima kebenaran sehingga bisa berlapang dada mematuhi segala perintah-Nya & menjauhi segala larangan-Nya".

Manusia memiliki tabiat/ fitrahnya masing-masing & Allah tabarak wa ta'ala lebih mengetahui mengenai keadaan seluruh makhluk-Nya. Melalui al-Qur'an & as-Sunnah (hadits shahih) Allah ta'ala ingin menolong kita untuk mengenal siapa diri kita sebenarnya (kekurangan, kelebihan, kecenderungan, tabiat/ fitrah, dsb) sehingga kita waspada, mawas diri, bersabar serta tidak terjatuh kepada kekufuran.



“Dan tidaklah yang diucapkannya (Muhammad) itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” [TQS. An- Najm: 3-4]


MENJADI WANITA ‘KAFIR’ TANPA SADAR

Dalam sebuah redaksi hadits disebutkan ada sosok wanita yang memiliki sifat,“yakfurnal ‘asyir” (kafir kepada suami, maksudnya mengingkari kebaikan suami). Tentu saja bagi sebagian wanita, tentu tidak akan terima bila judul di atas disematkan pada dirinya. 

Di saat hatinya senang dan ‘nyaman’ kepada suaminya, seorang istri akan memandang suaminya sebagai sosok yang baik dan ‘sempurna’. Tanpa cacat dan kekurangan. Di saat laju rumah tangga stabil tanpa alang rintangan yang berarti, seorang istri biasanya akan terngiang terus akan kebaikan-kebaikan sang suami. 


Berbeda kondisinya manakala perasaan dan hati sang istri tertutupi oleh kekurangnyamanan dan tidakketidaksukaan kepada suami, maka segala bentuk kekurangan dan kekhilafan sang suami nampak nyata di depan mata. Dalam pandangannya, sang suami tak pernah melakukan kebaikan sama sekali pada dirinya. Seakan-akan sang suami selama ini hanya sebatas ‘produsen’ keburukan tanpa henti. Bisa dibayangkan bukan, bagaimana hari-hari berjalan tanpa ada senyum dan sapa di antara keduanya. 


Kisah Khaizuran berikut ini mungkin dapat dijadikan pelajaran bagi setiap wanita agar tidak terjerumus kepada kufur nikmat terhadap suami. Khaizuran adalah seorang budak wanita yang dibeli oleh Khalifah Al-Mahdi dari An-Nukhas. Beliau memerdekakannya lalu menikahinya. Beliau juga memenuhi segala kebutuhannya. Namun, setiap kali Khaizuran marah kepada beliau, ia selalu saja berucap di hadapannya, “Aku tidak pernah melihatmu berbuat baik sama sekali!”


Kisah senada juga dilakukan oleh Al-Barmakiyah, seorang budak wanita. Ia dibeli oleh Al-Mu’atamid bin ‘Ubad, seorang raja Maroko, dan menjadikan seorang permaisuri. Ketika Al-Barmakiyah menyaksikan anak-anak perempuan bermain pasir, maka ia teringat masa kecil. Lalu, ia tertarik untuk bermain pasir seperti mereka. Maka, sang raja pun memerintahkan untuk mendatangkan minyak wangi yang tak terkira jumlahnya yang serupa dengan pasir. Ia pun senang dan bermain dengannya. 


Namun, ketika ia merasa marah kepada sang raja, serta merta ia berujar, “Sungguh, aku belum pernah melihat kabaikanmu secuil pun!” Sang raja pun tersenyum dan menyela, “Apakah juga pada saat engkau bermain pasir (maksudnya saat ia bermain minyak wangi sebagaimana ia bermain pasir)?” Maka, ia pun merasa malu mendengar ucapan tersebut.


Tabiat mayoritas wanita adalah melupakan kebaikan di saat pasangannya melakukan kekhilafan atau terdapat kekurangan padanya. Seakan-akan kebaikan suami yang sedemikian banyak dan besar tertutupi oleh kekurangan dan kekhilafan yang tak seberapa yang dilakukan oleh suami. Kemesraan saat bulan madu bisa jadi sirna oleh kekhilafan suami yang mungkin dapat dihitung dengan jari. Jerih payah suami seakan-akan menguap begitu saja tanpa membekas sedikit pun di saat suami melakukan kesalahan yang tak seberapa. 


Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah mewanti-wanti kaum wanita dari perilaku seperti ini. Dari Ibnu Abbas rahimullah, ia berkata, _“Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Diperlihatkan neraka kepadaku, dan ternyata mayoritas penghuninya adalah kaum wanita lantaran mereka berbuat kufur.”


Ditanyakan kepada beliau, “Apakah mereka kufur kepada Allah?”_Beliau bersabda: 

يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الْإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ 

Yakfurna Al-Asyiyro Wayakfurna Al-Iihsana Lau Ahsanta Iila Iihdahun'na Al-D'dahro Tsum'ma Roat Minka Syayiana Qalat Ma Roaytu Minka Khayrana Qath'hu

“Mereka kufur kepada suami dan mengingkari kebaikan. Sekiranya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka selama satu tahun, lalu ia melihat suatu keburukan padamu, tentu ia akan berkata, ‘Aku belum pernah melihat satu kebaikan pun pada dirimu.” [HR. Bukhari]

Bila engkau menyaksikan istrimu memiliki tabiat seperti itu, maka tak perlu cemas dan bersedih hati. Yakinlah, bahwa kebaikan-kebaikan yang sedemikian banyak tak kan pernah sia-sia, manakala engkau lakukan ikhlas karena mengharap ridha Allah ta'ala. Sekiranya istrimu memungkiri kebaikanmu, yakinlah bahwa Allah Yang Maha Kuasa mengetahui dan mencatatatnya. 

Kepada para wanita yang masih memendam karakter seperti di atas, penilaianmu terhadap suaminya seperti itu tak akan membuahkan apa-apa selain bertambah kuatnya rasa bencimu kepada pasanganmu dan itu tak dapat memberikan solusi untuk memperbaiki kesalahan dan kekhilafan suamimu. Berpikir dan berilah penilaian secara obyektif. Tak ada manusia yang sempurna. Semoga nasihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam di atas mampu memberikan suntikan motifasi bagimu untuk senantiasa menjadi istri yang bersyukur dan pandai mengelola perasaannya.


Wallahu a’lam bish-shawwab


Ucapan2 kekufuran lainnya yang mirip semisal...

"Kamu tidak pernah sayang kepadaku!"
"Kamu tidak pernah peduli kepadaku!"
"Kamu tidak pernah mencintaiku!"
"Kamu egois!"

Biasanya seperti itu terucap ketika sedang emosi sehingga akal tertutup, maka pada saat emosi (marah, cemburu, dsb) disunnahkan diam...

Nabi صلى الله عليه وسلم memberi nasihat:

 “Ajarilah,permudahlah dan jangan menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah,hendaklah ia diam.” [HR Ahmad]


Oleh: Abu Hudzaifahsumber:Hidayatullah.com

Dipublikasikan dalam Google + oleh Muhammad Nur Arifin 

https://plus.google.com/u/0/113864666130457580668/posts/gN14pnvm3Fd

#Islam   #Muslim   #Moslem   #Muslimah   #Akhwat   #Wanita   #Perempuan  

#Isteri 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AHLUL MUSIBAH DAN AHLUL 'AAFIYAH

4 KRITERIA WANITA DIJAMIN MASUK SURGA MELALUI PINTU MANAPUN